Terimalah seadanya...inilah yg mampu disumbangkan

Ahad, 5 Ogos 2012

Mencari Pertunjuk Ilahi.. di mana kita berada?






Al Qur'anul Karim diturunkan oleh Allah swt. kepada Nabi Besar Muhammad saw. adalah untuk menyempurnakan petunjuk-petunjukNya kepada manusia agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat.
Sebelum Al Qur'an diturunkan, manusia telah mendapat tiga macam petunjuk dari Allah swt., yaitu:

Ilham Fithri

Ilham Fithri adalah petunjuk yang diberikan oleh Allah swt. pada saat manusia baru saja lahir di dunia ini. Dengan ilham fithri ini bayi yang baru lahir sudah dapat merasakan lapar, kenyang, haus, puas, panas, dingin dan lain sebagainya; dapat menyatakan perasaannya yang tak enak dengan bahasa yang sama di seluruh dunia, yaitu menangis; dan memiliki kemampuan untuk menyusu serta menelan makanan yang disuapkan kepadanya. Petunjuk ini dimaksudkan agar sang bayi dapat melangsungkan hidupnya di dunia ini. Sebab andaikata bayi yang baru lahir itu tidak diberi kemampuan seperti tersebut di atas oleh Penciptanya, yaitu Allah swt., maka pada waktu yang relatif pendek bayi tersebut pasti mati. 
Bagi binatang bersel satu, dengan satu petunjuk saja dari Penciptanya, dia sudah dapat hidup dan berkembang biak dengan baik. Akan tetapi bagi manusia, dia tidak mungkin dapat hidup dengan petunjuk yang pertama saja. Sebab kalau sampai dewasa manusia hanya dapat menangis dan menyusu saja, maka siapakah yang akan menyusuinya sepanjang masa? Oleh karena itu kita wajib bersyukur kepada Allah swt. yang dengan kasih sayang-Nya, tanpa diminta dan tanpa dibeli, telah berkenan memberikan petunjukNya yang kedua yang berupa:
  • Pendengaran, dengan telinga sebagai alatnya.
  • Penglihatan, dengan mata sebagai alatnya.
  • Pencium, dengan hidung sebagai alatnya.
  • Pengecap, dengan lidah sebagai alatnya.
  • Peraba, dengan kulit sebagai alatnya.

Af'idah  akal pikiran

Bagi binatang ternak seperti kerbau, sapi, kambing dan lain sebagainya, dengan dua petunjuk dari Penciptanya, sudah dapat hidup dan berkembang biak dengan baik. Akan tetapi manusia tidak mungkin dapat hidup dengan dua macam petunjuk di atas. Lebih-lebih panca indera yang diberikan oleh Allah swt. kepada manusia memiliki banyak kekurangan dibandingkan dengan binatang-binatang tertentu. Disamping itu, Allah swt. memberikan kelebihan-kelebihan tertentu, seperti: terbang, lari kencang, kekuatan, kepandaian memanjat dan lain sebagainya kepada binatang-binatang yang tidak diberikan kepada manusia.
Oleh karena itu kita wajib bersyukur kepada Allah swt. yang dengan kasih sayang dan karunia-Nya, tanpa kita minta dan tanpa kita beli, telah berkenan memberikan petunjukNya yang ketiga berupa af'idah atau  akal fikiran. 
Dengan akal fikiran ini, manusia tidak hanya dapat membezakan dirinya dengan binatang, akan tetapi dengan akal fikiran yang dimiliki, manusia telah mampu menciptakan alat-alat tehnologi yang sangat canggih dan sangat mengagumkan.
Akal pikiran manusia meskipun cerdas, ternyata tidak mampu menjawab tujuh macam pertanyaan yang diajukan kepadanya, yaitu:
  • Dari mana asal manusia ini sebelum hidup di dunia?
  • Mengapa manusia harus hidup di dunia ini?
  • Siapa gerangan yang menghendaki kehidupan manusia di dunia ini?
  • Untuk apa sebenarnya manusia hidup di dunia ini?
  • Mengapa setelah manusia terlanjur senang hidup di dunia ini dia harus mati, pada hal tidak ada orang yang menginginkan kematian?
  • Siapa sebenarnya yang menghendaki kematian manusia itu?
  • Setelah manusia mati, ruhnya berpisah dengan raganya, kemana ruh manusia itu pergi?
kelemahan akal fikiran manusia tersebut di atas adalah suatu bukti yang nyata bahwa manusia mutlak memerlukan petunjuk dari Sang Pencipta akal fikiran manusia itu sendiri, dan bukan petunjuk dari selain-Nya.
Oleh karena itu kita wajib bersyukur kepada Allah swt., Pencipta manusia dan alam semesta, yang telah berkenan memberikan petunjuk yang keempat yang dipergunakan untuk menyempurnakan petunjuknya yang ketiga. 
Petunjuk yang keempat inilah yang dikenal dengan nama "Ad Dien" (agama), yang diberikan oleh Allah swt. kepada manusia melalui para nabi yang diangkat sebagai rasul atau utusan Allah, sejak rasul yang pertama yaitu nabi Adam as. sampai dengan yang terakhir, yaitu Nabi Besar Muhammad saw. Sedangkan petunjuk keempat yang diberikan kepada Nabi Besar Muhammad saw. semuanya telah terkumpul dalam sebuah kitab suci, yaitu Al Qur'anul Karim
Sebagaimana petunjuk yang pertama sampai dengan yang ketiga, maka petunjuk yang keempat inipun diberikan oleh Allah swt. untuk kepentingan manusia dalam usaha mencapai kebahagiaan hidup. Disamping sebagai petunjuk, Al Qur'anul Karim juga berfungsi sebagai penjelasan tentang cara melaksanakan petunjuk dan sebagai pemisah antara yang hak dan yang bathil,
Jika petunjuk yang pertama sampai dengan yang keempat diberikan oleh Allah swt. secara langsung tanpa diminta, maka masih ada lagi satu petunjuk yang tidak diberikan secara langsung, tetapi harus diminta, yaitu: "Kasyful Quluub" (tersingkapnya tabir hati). Petunjuk ini adalah petunjuk yang kelima atau yang terakhir yang diberikan oleh Allah swt. kepada manusia.
Orang yang telah mendapatkan petunjuk yang kelima ini, dia tidak hanya mengetahui akan kebenaran agama Islam, akan tetapi dia dapat merasakan betapa nikmat rasanya menjadi orang yang memeluk agama Islam, menjadi orang yang beriman dan melakukan ibadah kepada Allah swt
Dan dalam setiap ibadah selalu berusaha memusatkan seluruh perhatian jiwa untuk menghadap kepada Allah swt. Maka pada saat Allah swt. berkenan memberikan petunjukNya yang kelima kepada seseorang yang telah melakukan usaha seperti tersebut di atas, Allah swt. memasukkan nur atau cahaya ke dalam hatinya yang akan menerangi seluruh hati dan tubuhnya ... dan di saat inilah orang tersebut merasakan kelezatan iman dan kelazatan ibadah.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan